LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA
PERCOBAAN III
GEN YANG DIPENGARUHI OLEH JENIS KELAMIN
NAMA : NUR ULFIKA
NIM : H041201054
HARI/TANGGAL : SABTU/ 3 APRIL 2021
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : KEZYA TANGKETASTIK
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Gender merupakan serapan kata yang berasal dari bahasa Inggris. Gender berarti Jenis kelamin yang merupakan unsur dasar dari konsep diri. Pengetahuan “saya seorang wanita” atau “saya seorang pria”merupakan salah satu bagian inti dari identitas pribadi kita. Jika inginmembedakanlaki-lakidanperempuan,yang pertamaterpikirkanadalahjeniskelamin,yaituciri biologis yangmembedakan antara laki-laki dan perempuan (Relawati, 2011).
Banyak gen di X kromosom dinonaktifkan untuk menyeimbangkan tekanan sebagian besar tetapi tidak semua gen terkait pada kromosom X pada wanita dan laki-laki. Perbedaan fisiologi dan genetika antara jenis kelamin dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap prevalensi, keparahan, serta hasil penyakit, baikhormonalmaupun genetik.Perbedaanyang terdapat antara pria dan wanita dapatmenyebab-kan perbedaan pola ekspresi gen yang dapat mempengaruhi risiko penyakit dan tentu saja. Ekspresi genyang terdapatpada pria dan wanita berbeda sejak saat itu wanita memiliki dua salinan kromosom X dan kekurangannya kromosom Y(Sharma danEghbali, 2014).
Berdasarkan hal diatas maka dilakukanlah percobaan untuk membuktikan tentang teori yang berkaitan dengan gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan untuk mendapatkan gambaran tentang gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin tersebut.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui frekuensi fenotip
dan genotip panjang jari telunjuk.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtutanggal 3 April2021pukul 10.00-12.00WITA. Bertempat di laboratorium genetika, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.Pengamat atau peserta dari percobaan mengamati secara jarak jauh atau daring dari rumah masing-masing melalui platform Zoom Meeting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Gen Yang Terpaut Sex
Jenis kelamin (sex) adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Sex berkaitan dengan tubuh laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yangada di muka bumi (Richard, 2010). Secara umum sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan perempuan dan laki-laki dari segi anatomi biologis, sedang gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, dan aspek aspek nonbiologis lainnya(David, 2011).
Penentuan sex pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom sexnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom sexnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid (haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom sexnya XX dan jantan normal jika kromosom sexnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom sex pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut sex dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut sexnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut sex pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus ada juga yang terdapat pada kromosom Y (Bohari, Mega, 2011).
Sex secara bergantian digunakan dengan gender yang bertentangan dengan makna asli karakteristik biologis dan sosial perempuan dan laki-laki yang keduanya memiliki konotasi biologis dan sosiologis. Sex cenderung lebih memiliki konotasi social(Lee, 2016). Adapun gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin(sex)adalah gen autosomal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi factor lingkungan internal yakni perbedaan kadar hormon kelamin antara laki-laki dan perumpuan. Sifat yang ditunkan oleh gen dikenal sebagai sifat (karakter) menurun yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Salah satu contoh sifat menurun pada manusia yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah panjang jari telunjuk (Agus dan Sjafaraenan, 2013).
Pautan (linkage) sesungguhnya merupakan keadaan yang normal, faktor-faktor yang terdapat pada satu kromosom memang terangkai satu sama lain (melalui ikatan kimia). Dalam hubungan ini pula jelas terlihat bahwa jumah pautan pada makhluk hidup diploid adalah sebanyak jumlah pasangan kromosom. Temuan tentang adanya pautan inipun pada dasarnya mempertegas lagi konsepsi kita bahwa faktor-faktor (gen) adalah bagian dari kromosom, dan dalam rumusan lain temuan ini memperkokoh teori pewarisan kromosom(Natsir, 2013).
Dalam sistem kromosom XY penentuan jenis kelamin, pola pewarisan lokus pada kromosom sex heteromorfik berbeda dari pola lokus pada kromosom autosomal homomorfik karena alel kromosom sex diwariskan dalam hubungan dengan jenis kelamin keturunan. Alel pada kromosom X laki-laki pergi ke anak perempuannya tetapi tidak kepada anak laki-lakinya, karena kehadiran kromosom X-nya biasanya menentukan bahwa keturunannya adalah anak perempuan. Sebagai contoh, pola pewarisan hemofilia (kegagalan pembekuan darah), bentuk umum yang disebabkan oleh alel yang terletak pada kromosom X, telah dikenal sejak akhir abad ke-18. Diketahui bahwa sebagian besar pria memiliki penyakit, sedangkan wanita bisa menularkan penyakit tanpa benar-benar memilikinya (Effendi, 2020).
II.1.1 Gen-Gen Yang Terdapat Pada Kromosom X
Penurunan kelainanbersifatresesif danterkait-Xyaitu kelainanyang disebabkanoleh gen abnormal padakromosomX. Semuasel pria kecuali sel sperma hanya mengandung satukromosomX dan satu Y selain 44kromosom somatik,buta warna terdapat pada pria bila kromosom X-nya mengandunggen abnormal tersebut. Di pihak lain, sel wanita normal memiliki 2 kromosom X, satu daritiap-tiaporangtua,dankarena kelainan ini bersifat resesif, wanita baru menderita kelainan ini bila keduakromosom X-nya mengandung gen abnormal tersebut. Namun, anak-anakperempuan dari pria buta warna terkait X adalah pembawa gen buta warna dan menurunkan kelainan tersebut kepada separuh dari anak laki-lakinya. Dengan demikian, buta warna terkait Xmelompatsatu generasi dan tampak pada pria setiap generasikedua(Sumarni, 2010).
Banyak gen pada kromosom X melibatkan fungsi-fungsi otak seperti pemerosesan kognitif tingkat tinggi dan faktorlainnya yang berkaitan dengan kecerdasan.Ini artiya jikakromosom X seorang pria rusak, maka selamanya seorang priaini harus menanggung akibatnya.Sebaliknya jika kromosom Xpada seorang wanita rusak, ada kalanya kerusakandapat diabaikan karena terdapat cadangan (back up) padakromosom pasangannya. Perbedaan ini membuat perbedaanantara anak laki-laki dengan anak perempuan(Ali, 2019). Perempuan mempunyai dua kromosom X, sementara laki-laki hanya mempunyai satu kromosom X. Oleh karena itu apabila pada gen yang terdapat di salah satu kromosom X terjadi kegagalan kinerja, pada anak perempuan dapat digantikan oleh gen pada kromosom lainnya(Kurnia dan Muniroh, 2018).
II.1.2 Gen-Gen Yang Terdapat Pada Kromosom Y
Perubahan gen-gen yang terdapat pada kromosom Y ditandai dengan kerusakan gen secara besar- besaran, dengan sebagian besar gen yang awalnya ada di kromosom Y menghilang dan kemerosotan kromosom Y sering kali diikuti oleh akuisisi DNA berulang. Biasanya kromosom Y lama hanya mengandung sedikit gen dan beberapa garis keturunan yang keseluruhannya telah hilang. Penyebab utama dari degenerasi kromosom Y itu sendiri adalah kurangnya rekombinasi yang terdapat padakromosom Y sehingga memberi dampak padaseleksi alamyangmenjadi tidak efisien. Namun, sementara kromosom X telah dikarakterisasi dan diurutkan banyak spesies, apalagi yang diketahui tentang kandungan gen Y evolusi di luar pola yang sangat umum ini (Mahajan dan Bachtrog,2017).
Pada manusia kromosom Y hanya ditemukan pada laki-laki. Oleh sebab itu pewarisan sifat yang terletak pada kromosom Y hanya ditemukan pada laki- laki dan hanya diwariskan oleh ayah pada anak laki-lakinya. Kromosom Y memiliki ukuran yang lebih pendek daripada kromosom X, sehingga kromosom Y mengandung gen-genyang dapat terbilang lebih sedikit apabila ingin dibanding kromosom X (Artadana dan Savitri, 2018).
Saat ini, gen terpaut kromosom Y baru diketahui sebanyak 3, yaitu gen resesif wt yang menyebabkan tumbuhnya kulit diantara jari-jari (terutama jari kaki), sehingga tangan atau kaki mirip dengan kaki katak atau burung air. Yang kedua ialah gen resesif hg yang menyebabkan perumbuhan rambut panjang dan kaku dipermukaan tubuh orang, sehingga tubuhnya menyerupai landak. Yang terakhir ialah gen resesif-h yang menyebabkan hypertrichosis (Suryo, 2016). Hipertrikosis adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan pada daerah-daerah tertentu yang tidak bergantung pada nitrogen (Duenas, 2020). Hipertrikosis didefinisikan sebagai pertumbuhan rambut yang tidak proporsional di area tubuh tanpa aksi hormonandr-
ogen dan tidak menunjukkan efek ras, usia, dan jenis kelamin (Souz, 2020).
II. 2 Gen Yang Diubah Oleh Sex
Gen terletak pada autosom dan kromosom kelamin. Apabila gen terletak pada autosom, maka laki-laki dan perempuan akan menerima gen tersebut denganfrekuensi yang sama, sehingga masing-masing sex ,memiliki peluang yang sama besar untuk menunjukkan diwariskannya gen tertentu. Tapi apabila gen tersebut tetap pada kromosom X, maka gen akandiwariskan menurut pola bersilang. Artinya gen yang terletak pada kromosom X tidak mungkin diwariskan oleh seorang ayah langsung pada anak lelakinya (Suryo, 2016).
II.2.1 Gen Yang Dibatasi Sex
Selain gen yang diubah oleh sex, perbedaan ekspresi gen diantara jenis kelamin, hormone kelamin juga dapat membatasi ekspresi gen pada salah satu jenis kelamin. Gen yang hanya dapat diekspresikan pada salah satu jenis kelamin dinamakan gens terbatasi kelamin (sex limited genes). Contoh gen semacam ini adalah gen yang mengatur produksi susu pada sapi perah, yang dengan sendirinya hanya dapat diekspresikan pada individu betina. Namun, individu jantan dengan genotype yertentu sebenarnya juga mempunya potensi untuk menghasilkan keturunan dengan produksi susu yang tinggi sehingga keberadaannya sangat diperlukan dalam upaya pemuliaan ternal tersebut (Mustamin, 2013).
II.2.2 Gen Yang Dipengaruhi Sex
Gen terpengaruh kelamin (Sex influenced genes) ialah gen yang memperlihatkan perbedaan ekspresi antara individu jantan dan betina akibat pengaruh hormon kelamin. sebagai contoh gen yang terpengaruh kelamin adalah gen autosomal B yang mengatur kebotakan pada manusia. Gen B dominan pada pria tetapi resesif pada wanita. Sebaliknya gen b dominan pada wanita tetapi resesif pada pria. Akibatnya pria heterozigot akan mengalami kebotakan, sedang wanita heterozigot akan normal. Untuk dapat mengalami kebotakan seorang wanita harus mempunyai gen B dalam keadaan homozigot. Selain mempengaruhi perbedaan ekspresi gen diantara jenis kelamin jugadapt membatasi ekspresi gen pada salah satu jenis kelamin. gen yang hanya bias diekspresikan pada salah satu jenis kelamin dinamakan gen yang terbatasi kelaminatau yang dikenal dengan sebutan sex limited genes(Agusdan sjafrenan, 2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis.
III.1.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah jari telunjuk dan jari manis kepunyaan sendiri.
III.2 ProsedurKerja
Prosedurkerja dari percobaan ini adalah:
1. Dibuat garis horizontal yang jelas pada halaman lembar praktikum.
2. Diletakkan tangan kana atau tangan kiri di atas lembaran praktikum sehingga ujung jari telunjuk tepat menyinggung garis horizontal tersebut.
3. Dicatat jari mana yang lebih panjang.
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Data Kelompok
Terpaut sex
Genotipe | Laki-laki | Perempuan |
LL | Jari telunjuk pendek | Jari telunjuk panjang |
Ll | Jari telunjuk pendek | Jari telunjuk panjang |
ll | Jari telunjuk pendek | Jari telunjuk panjang |
1. Tabel Data Kelompok
No. | Nama | Sex | Fenotipe |
1. | Aliza Zakiah Rifaat | XX | Jari telunjuk pendek |
2. | Adilah Nur Syahbani | XX | Jari telunjuk pendek |
3. | Asti Khaerani | XX | Jari telunjuk pendek |
4. | Nur Ulfika | XX | Jari telunjuk pendek |
5. | Nur Ainun Mile | XX | Jari telunjuk pendek |
6. | Ashriyah Irfiana | XX | Jari telunjuk pendek |
7. | Nur Indah Agustin | XX | Jari telunjuk pendek |
8. | Indira Djiloi | XX | Jari telunjuk pendek |
9. | Mutmainnah | XX | Jari telunjuk pendek |
10. | Vemy Arruanlaya | XX | Jari telunjuk pendek |
11. | Wilda Aulia F | XX | Jari telunjuk pendek |
12. | Yusniyar | XX | Jari telunjuk pendek |
13. | Alfiyani | XX | Jari telunjuk pendek |
14. | Anisa Fahruddin | XX | Jari telunjuk pendek |
IV.2 Pembahasan
Pengamatan dilakukan dengan cara meletakkan tangan kanan atau kiri pada suatu kertas dimana terdapat sebuah garis mendatar yang sedemikian rupa sehingga ujung jari telunjuk menyentuh garis tersebut, agar dapat diketahui apakah jari telunjuk lebih panjang atau lebih pendek dari jari manis. Panjang jari manis dan telunjuk merupakan contoh dari kasus gen-gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Pada umumnya, ujung jari manis akan melampaui garis itu, yang berarati bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis. jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki laki dan resesif pada perempuan.
Dari percobaan yang dilakukan didapatkan data berupa 14 anggota praktikan memiliki jari telunjuk pendek. Dikarenakan kelompok tersebut tidak ada laki-laki maka dapat kita simpulkan bahwa rata-rata data percobaan yang dilakukan mendapatkan hasil dengan keseluruhan anggota berfenotipe jari telunjuk pendek. Sebagaimana yang kita ketahui jari telunjuk pendek pada perempuan disebabkan oleh genotipe LL.
Perbandingan panjang jari telunjuk dan jari manis merupakan suatu karakter atau sifat yang diturunkan melalui gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene). Panjang jari telunjuk (2D) dan jari manis (4D) menarik perhatian beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Penyebab adanya perbedaan perbandingan antara genotipe jari telunjuk pada priadan wanita yaitu hormon sex prenatal. Hormon ini akan mempengaruhi kerja dua buah gen yaitu HOXA dan HOXD yang berperan dalam mengendalikan panjang jari seseorang. Sehingga dengan genotype yang sama (L) perempuan dan laki-laki akan memunculkan feotipe yang berbeda (Purwaningsih, 2016).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat ditarik kesimpulan yaknibahwa seluruh anggotadari kelompok IVberjenis kelamin perempuan,memiliki jari telunjuk yang lebih pendek dibandingkan dengan jari manisnya, sehingga mereka memilki gen bertelunjuk pendek (LL)persentasenya adalah 100%. Hal ini disebabkangen resesif pada perempuan dan juga pengaruh dari hormon estrogen. Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen dominan resesif pada perempuan. Sehingga, dari percobaan diatas, dapat dikatakan bahwa pada mahasiswidari kelompok IVini memiliki genotip yang lazim ditemukan di masyarakat.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Kebersihan laboratorium harus selalu terjaga sertafasilitas dilaboratorium perlu ditingkatkan lagi kualitasnya serta laboratorium perlu ditambahkan pendingin ruangan.
V.2.2 Saran untuk Asisten
Menurut saya, asisten telah menyampaikan materi dan membimbing praktikan dengan baik. Dan untuk asisten pertahankan kinerjanya.
V.2.3 Saran untuk Praktikum
Menurut saya saran untuk praktikum selanjutnya dikarenakan dilakukan secara virtual namun hal tersebut seharusnya dilakukan dengan cara yang dapat membuat para peserta lebih aktif dalam kelas virtual tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R., Dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Ali, M. 2019. Analisis Miskonsepsi Siswa Berdasarkan GenderDalam Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Tes Diagnostik Two-TierDi Kotabaru. Cendekia: Jurnal Ilmiah Pendidikan, 7(1): 59-66.
Artadana, I. B.M., dan Savitri, W. D. 2018. Dasar-Dasar Genetika Mendel Dan Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bohari, Mega. 2011. Peranan Gen Yang Dipengaruhi Sex.
Duenas, L. E. S., Lizet, K. R.F., Juan, C. G. R. 2020. Generalized Hypertrichosis Associated With The Use Of Interleukin 17 Blockers In 2 Patients With Psoriasis. Jaad Case Reports. 6(7): 683-685.
Effendi,Y. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Magelang : Pustaka Rumah C1nta.
Kurnia, N. Dan Muniroh, L. 2018. Hubungan Perilaku Picky Eater Dengan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Pada Anak Autism Spektrum Disorder (Asd). Media Gizi Indonesia, 13(2):151-158.
Lee, C. 2016. Analytical Models For Genetic Of Human Traits Influenced By Sex. Current Genomics, 17(5): 439.
Richard, L.A. 2010.Gender Differences In Personality And Interests: When, Where, And Why. California, Blackwell Publishing.
Hyerle, David N. (2011): Thinking Maps.California, Corwin A Sage.
Mahajan Dan Bachtrog, 2017 : Mahajan, S., & Bachtrog, D. 2017. Convergent Evolution Of Y Chromosome Gene Content In Flies. Nature Communications. 8(1): 1-13.
Mustamin, K. M. 2013. Genetika. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Natsir, 2013 : Natsir, N., A. 2013. Fenomena Pautan Kelamin Pada Persilangan Drosophila Melanogaster Strain N♂ X W♀ Dan N♂ X B♀ Beserta Resiproknya. Jurnal Biology Science & Education. 2(2): 160-169.
Purwaningsih, E. 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk Terhadap Jari Manis (Rasio 2D:4D) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitar YARSI Angkatan 2013-2014. Jurnal Kedokteran Yarsi. 24(1): 001-008
Relawati, R. 2011. Konsep Dan Aplikasi Penelitian Gender. Cv Muara Indah: Bandung.
Sharma, S., danEghbali, M. 2014. Influence Of Sex Differences On Microrna Gene Regulation In Disease. Biology Of Sex Differences. 5(1): 1-8.
Souza, K. F., Andrade, P. F. B. De C., Cassia, F. De F., & Castro, M. C. R. De.2020. Cyclosporine-Induced Childhood Generalized Hypertrichosis. AnaisBrasileiros De Dermatologia. 95(3), 402–403.
Sumarni, 2010 ; Sumarni. 2010. Prevalensi Buta Warna Pada CalonMahasiswaYang Masuk Di Universitas Tadulako. Biocelebes,4(1): 54-59.
Suryo. 2016. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar