Singing Hatsune Miku

Rabu, 18 Agustus 2021

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA : ISOLASI DNA

 LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERCOBAAN IX

ISOLASI DNA

NAMA                       : NUR ULFIKA

NIM                            : H041201054

HARI/TANGGAL    : JUMAT/ 30 APRIL 2021

KELOMPOK             : IV (EMPAT)

ASISTEN                  : KEZYA TANGKETASTIK

 

 

 



 

 

LABORATORIUM GENETIKA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021


 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Langkah awal setiap percobaan dibidang biologi molekuler adalah memperoleh DNA yang dapat berasal dari berbagai jaringan atau sel makhluk hidup. DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik berfungsi untuk mengatur keseimbangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNAterdapat pada nukleus,mitokondria dan kloroplas (Ridwan,2010).DNA yang terbentuk dari dua kelompok basa yang berbeda yang mengandung nitrogen, yaitu purin dan pirimdin. Dua purin yang paling banyak terdapat dalam DNA adalah adenin dan guanin, dan pirimidin yang umum adalah sitosin dan timin. Purin dan pirimidin berisi beberapa ikatan gandayang berhubungan.Molekulmolekulyanberisiikatandemikianitumempunyapotensiuntuk hadir dalam sejumlah struktur kimiayang berbeda(Puspita, 2010). 

DNA merupakan materi genetik yang diwariskan orang tua kepada keturunannya. DNA inilah yang mengarahkan perkembangan sifat anatomi maupun fisiologi dari suatu organisme. Kemiripan anak dengan induknya didasari oleh replikasi DNA secara tepat sama dan pewarisan DNA dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di dalam sel eukariotik sebagian besar DNA berada di dalam organel yang disebut dengan nukleus yang dibatasi oleh membran ganda. Nukleus mengandung sebagian besar gen di dalam sel eukariotik, sisanya terletak di mitokondria dan kloroplas (Campbell, 2008).  Oleh karena itu, dilakukan praktikum isolasi DNAuntuk mengetahui metode serta pengaplikasiannya dalam kehidupan.


I.2 Tujuan Percobaan 

Adapun  tujuan dari  percobaan  ini yaitu  

1.   Untuk mengetahui cara atau metode yang benar untuk memisahkan atau mengisolasi DNA dari buah-buahan.

2.   Mengetahui ke efektifan  deterjen  dan buah  yang  di pakai untuk  melakukan 

percobaan isolasi DNA.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jumattanggal 30 April2021pukul 13.45-17.00WITA. Bertempat di laboratorium genetika, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.Pengamat atau peserta dari percobaan mengamati secara jarak jauh atau daring dari rumah masing-masing melalui platform Zoom Meeting.


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum

DNA pertama kali dijelaskan pada pertengahan abad kesembilan belas, ketika dokter Swiss dan ahli biokimia Friedrich Miescher mengisolasi inti dari sel darah putih dalam nanah pada perban kotor. Friedrich ditemukan di itu inti, sebuah zat asam yang mengandung nitrogen dan fosfor. Friedrich dan teman lainnya metemukan sel itu dari varietas sumber. Karena bahan ini tinggal di sel inti, Friedrich menyebutnya dengan nuklein di sebuah kertas surat kabar pada tahun 1871, kemudian disebut dengan asam nukleat. Orang-orang sangat menghargai penemuan Friedrich pada waktu itu saat diwariskan banyak penyakit yang diduga karena kesalahan pada protein (Lewis, 2015).  Sejarah identifikasi DNA dimulai setelah Wyman dan White meneliti fenomena polimorfisme DNA melalui pemotongan DNA menggunakan enzim restriksi, yang kemudian disebut Restriction Fragment Length Polymorphisms (RFLPs). Lima tahun kemudian, Alex Jeffreys mengemukakan hasil penelitiannya tentang minisatelit pada rangkaian DNA manusia. Jeffreys dan rekan-rekannya sedang menganalisis gen mioglobin ketika meilhat fenomena suatu daerah sepanjang 33 bp yang terdiri atas urutan DNA berulang (tandem repeat). Daerah ini kemudian disebut minisatelit. Penelitian lebih lanjut ternyata menunjukkan adanya variasi jumlah pengulangan pada minisatelit lain dan unik untuk setiap individu. Selanjutnya, banyak penemuan lain yang menjadi pmilestone identifikasi DNA seperti Variable Number of Tandem Repeats (VNTR), teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR), dll(Rahmadina dkk, 2017).

Baik sel eukariotik maupun sel prokariotik memiliki materi genetik berupa asam deoksiribonukleat atau biasa disebut dengan DNA, yang menyimpan semua informasi genetika setiap makhluk hidup. Sebagai pembeda antara dua sel adalah dari struktur DNAnya. DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki protein histon. DNA terdapat pada seluruh jaringan dan cairan tubuh. Oleh karena itu, DNA genom dapat di isolasi dari semua bahan biologi yang mengandung sel berinti, seperti darah, semen rambut, tulang, liur, dan lain-lain (Rahmadina dkk, 2017).

Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “ sebelum nukleus” yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini berarti bahwa sel prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel eukariotik, karena dia ada sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini memiliki tiga komponen dasar diantaranya yaitu: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid. Beberapa prokariotik tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis. Sel prokariotik ini dapat mengabsorbsi bahan organik untuk pertumbuhannya(Rahmadina dkk, 2017).

Sel prokariotik memiliki ukuran antara 1 – 10 μm. Masing – masing sel prokariotik dapat menghasilkan sel baru dengan cara membelah diri dan menghasilkan spora atau melakukan pertunasan. Bagian dari sel prokarotik pada komponen plasmalemma atau membran sel terdapat sitoplasma dan nukleoid sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang berfungsi untuk mengokohkan dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma merupakan salah satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel prokariotik ini ialah pleuropneumonia–like organism (PPLO), bakteri, alga biru (Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea. Sel prokariotik ini kebanyakan jenisnya memiliki dinding sel di sekitar membran plasma. Sel ini memiliki struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi yang banyak(Rahmadina dkk, 2017).

Gambar2.1 Struktur Sel Prokariotik

Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic ini berasal dari kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel ini dinamakan sel yang memiliki membran inti (nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur dan fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun teratur(Rahmadina dkk, 2017).

Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari sekelompok organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling berhubungan secara simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam membran, sehingga DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan dalam kompartmen khusus yang terpisah dari bagian lain dari sel yang disebut sitoplasma. Disamping itu, terdapat juga jenis organella lain yaitu mitokondria dan kloroplas, yang terbungkus dalam dua lapis membran yaitu membran dalam dan membran luar yang secara kimiawi memiliki perbedaan dengan membran yang membungkus nukleus. Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel sedangkan kloroplas hanya terdapat pada sel yang mampu melakukan fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi pada hewan dan jamur tidak ada. Mitokondri dan kloroplas berasal dari satu simbiosis yang sama, dimana keduanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya(Rahmadina dkk, 2017).

Sel eukariotik ini terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan susunan organelnya sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing-masing sel karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun demikian, ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu membran plasma, sitoplasma, organeldan inti sel(Rahmadina dkk, 2017).

Gambar2.2. Struktur Sel Eukariotik 

Mitokondria adalah organel kompleks yang menyimpan genomnya sendiri. Mitokondria merupakan organel sel yang diselimuti oleh membran dan ditemukan dalam semua sel eukariot. DNA mitokondria (mtDNA) ada dalam bentuk molekul DNA untai ganda melingkar yang harus direplikasi, dipisahkan dan didistribusikan di sekitar jaringan mitokondria. Sel manusia biasanya memiliki antara beberapa ratus dan beberapa ribu salinan genom mitokondria, yang terletak di dalam matriks mitokondria berhubungan erat dengan ultrastruktur krista. Organisasi mtDNA di sekitar jaringan mitokondria membutuhkan mitokondria menjadi dinamis dan mengalami fisi dan peristiwa fusi dalam koordinasi dengan modulasi arsitektur krista. Disregulasi ini proses memiliki efek yang mendalam pada replikasi mtDNA, bermanifestasi sebagai hilangnya integritas mtDNA dan salin nomor, dan setelah distribusi mtDNA berikutnya di sekitar jaringan mitokondria. Mutasi dalam gen yang terlibat dalam dinamika mitokondria atau modulasi krista menyebabkan rentang yang luas gangguan neurologis yang sering dikaitkan dengan diefek dalampemeliharaan mtDNA (Chapman dkk, 2020). Mitokondria ini menyerupai bakteri mulai dari bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi duaDNA mitokondria 

hanya diturunkan melalui jalur ibu tanpa rekombinasi (Satiyarti dkk, 2017). 

II.2 Isolasi DNA dan Prinsip Isolasi DNA

Isolasi DNA merupakan suatu proses untuk mendapatkan DNA murni yang dapat digunakan untuk keperluan pemeriksaan atau diagnosa. DNA dapat di isolasi dari berbagai sel yang memiliki inti sel, karena DNA terletak di dalam inti sel. Beberapa sumber DNA yang dapat dipergunakan dalam isolasi DNA adalah urine, darah, biopsi, rambut gigi kuku dan lainnya (Aditya, 2010). Prinsip dasar isolasi total DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA(Faatih, 2010). Kemudian ekstrak sel dipuri-fikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA/RNA total. Prinsip-prinsip isolasi DNA plasmid hampir sama dengan isolasi total DNA/RNA dari jaringan.  Prinsip isolasi DNA adalah mendapatkan DNA murni yang tidak tercampur dengan komponen sel lainnya seperti protein dan karbohidrat.Isolasi DNA genom dapat dilakukan dengan metode lisis sel secara fisik dan kimia. Secara fisik sel dipecah dengan kekuatan mekanik yaitu secara freeze thaw, bead mill homogenization dan resonansi misalnya dengan sonikasi. Sedangkan secara kimia sel dirusak dengan buffer lisis berisi senyawa kimia yang dapat merusak integritas barrier dinding sel, misalnya SDS (Sodium Dedocyl Sulfate) dan CTAB (Cetyltrimethylammonium bromide). Adapun Metode isolasi DNA yaitudiantaranya (Mulyani dkk, 2011):

·       Metode dengan menggunakan kit ekstraksi DNA (Wizard Genomic DNA Purification, Promega). Metode ini merupakan metode yang dikeluarkan oleh Promega Corporation dan telah teruji hasilnya, namun disisi lain biaya yang dibutuhkan cukup besar. 

·       Metode CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide) dengan Phenol (Suharsono 2000 dalam Yustiati 2006). Metode ini memiliki waktu pengerjaan cukup singkat dimana pada proses presipitasinya digunakan penambahan P : C : I untuk memisahkan DNA dengan materi ikutan lainnya. 

·       Metode modifikasi CTAB (Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide). Metode ini memaksimalkan presipitasi DNA dengan menggunakan C : IAA secara berulang yakni dua kali untuk mendapatkan DNA yang bebas dari pengotor. Nilai konsentrasi DNA yang didapat relatif tinggi namun di dalam pengerjaannya dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama. 

·       Metode ekstraksi DNA dengan thermal lysis (Buwono dan Rosidah2010). Metode ini memiliki waktu pengerjaan yang sangat singkat. Namun dalam pengerjaannya tidak melibatkan proses presipitasi dan pencucian DNA melainkan hanya melakukan proses ekstraksi DNA saja. 

DNA hasil isolasi dari keempat metode tersebut kemudian diukur konsentrasi dan kemurniannya dengan menggunakan spektrofotometer. Kemudian dielektroforesis untuk melihat kualitas DNA hasil isolasi(Mulyani dkk, 2011)

Ada berbagai jenis metode isolasi DNA yang digunakan baik pada bakteri, hewan maupun tumbuhan. Salah satu jenis metode isolasi DNA pada bakteri Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae yakni dengan metode isolasi DNA CTAB/NaCl yang dimodifikasi. Isolasi DNA pada bakteri uji diawali dengan proses persiapan kultur bakteri uji. Kultur bakteri Staphylococcus aureus JCM 2179 dan Shigella dysentriae diremajakan dalam masing-masing 5 ml media LB dan diinkubasi dengan suhu 30oC sampai larutan jenuh selama 48 jam. Jumlah selbakteri dihitung menggunakan haemocytometer sebanyak 4.0x10pada Staphylococcus aureus dan 3.0x10pada Shigella dysentriae. Isolasi DNA bakteriuji dengan metode CTAB/NaCl yang dilakukan dengan cara mengambil sampel larutan kultur bakteri sebanyak 1 ml dan disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 2 menit pada suhu 4oC sampai terbentuk pelet (Fitriya dkk, 2015). 

Kemudian, ada juga metode isolasi DNA berbeda terkait tumbuhan yakni metode DNAeasy plant Mini Kit yang diterapkan pada tumbuhan durik-durik. Tahapan metode menggunakan DNAeasy plant Mini Kit adalah daun Durik-durik dipotong-potong menggunakan gunting yang bersih dan steril dengan berat segar 0,1 gram tanpa tulang daun, lalu dimasukkan ke dalam mortar, ditambahkan nitrogen cair secukupnya, kemudian digerus halus sampai berbentuk serbuk. Serbuk daun tersebut dimasukkan ke dalam tabung baru yang steril berukuran 1,5 ml dan ditambahkan sebanyak 400 μl buffer AP1, lalu divorteks selama 10 detik, kemudian diinkubasi pada suhu 65C selama 10 menit, sambil tabung dibolak balik secara perlahan sekali-kali. Setelah itu ditambahkan 130 μl buffer P3 dan larutan dicampur dengan cara pipeting agar larutan homogen, lalu tabung diinkubasi di dalam es selama 5 menit (Nurkhairani dkk, 2017). 

Kemudian pada hewan menggunakan metode lisis jaringan seperti pada isolasi DNA tikus putih. Tikus putih tersebut di aklimatisasi selama 7 hari dan diberi makan dan minum selama duakali sehari. Setelah tahap aklimatisasi berakhir, tikus putih tersebut di bedah dan diambil organ hati dari tikus putih tersebut dengan menggunakan alat seksi yang steril. Organ tersebut kemudian di potong dan dimasukkan dalam tabung eppendorf baru yang steril. Selanjutnya disimpan dalam suhu -20oC sampai tahap isolasi DNA akan dilakukan. Sampel yang digunakan kemudian di timbang sebanyak 60 mg kemudian masing-masing diberi buffer ekstraksi (10mM Tris, 100mM EDTA, 400mM NaCl, 3% SDS) dan proteinase-K sebanyak 5 mikroliter, selanjutnya perlakuan lisis yaknidengan berbagai cara inkubasi dengan suhu 55 derajat selama overnight, inkubasi selama 2 jam dengan suhu 65 derajat, dan dengan cara penggerusan (Hariyadi dkk, 2018). 

Adapun istilah-istilah dalam isolasi dna seperti Senyawa EDTA memiliki kemampuan agen pengkhelat yang baik dan membentuk senyawa kompleks yang sangat stabil dengan ion logam divalen serta larut dalam air(Setyawatidkk, 2017). Ethylene Diamine Tetraacetid Acid atau dikenal dengan EDTA adalah senyawa kimia yang digunakan pada proses denaturasi sel pada saat isolasi DNA (Iqbal dkk, 2016). Selanjutnya yaitu, SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) adalah jenis senyawa kimia yang biasanya terdapat pada deterjen yang bersifat anionuk yang biasanya digunakan sebagai pelarut untuk pelisisan sel (Puspitaningrum dkk, 2018). Selanjutnya Cethyl Trimethyl Ammonium Bromideatau dikenal dengan CTAB merupakan senyawa buffer yang juga digunakan untuk melisiskan sel dengan cara menghancurkan atau merusak pertahanan dinding sel (Murtiyaningsih, 2017). Selanjutnya Ethylene Diamine Tetraacetid Acidatau dikenal dengan EDTA adalah senyawa kimia yang digunakan pada proses denaturasi sel pada saat isolasi DNA (Iqbal dkk, 2016). Ada juga jenis buffer TE yaitu Tri Ethylene Diamine Tetraacetid Acid (Tri EDTA) yang merupakan sebuah laruta buffer yang digunakan untuk mensuspensi sampel pelet pada isolasi DNA (Fitriya dkk, 2015). Kemudian ada Chloroform Iso Amil Alcohol atau dikenal CIAA yang merupakan senyawa kimia yang didalam isolasi DNA digunakan untuk mengikat protein, lipid atau lemak, dan karbohidrat yang ada pada sel pada saat ekstrasi DNA (Kamaliah, 2017).

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu gelas piala, pisau, mesin blender/copper, spatula, rak tabung reaksi, tabung reaksi, pipet tetes, dan timbangan digital.

III.1.2 Bahan

Bahanyangdigunakandalam percobaanini yaituair, buah naga Hylocereus

polyrhizus, kertas saring, deterjen, garam dapur, dan etanol 96% dingin.

III.2 Cara Kerja 

Adapun prosedur percobaan ini yaitu:

1.     Disiapkan alat dan bahan percobaan.

2.      Ditimbang buah naga Hylocereus polyrhizusseberat 100 gr menggunakantimbangan digital.

3.      Dihaluskan buah naga Hylocereus polyrhizusdengan 100 mLmenggunakanblender selama 3 menit tersebut sampai halus. 

4.      Dilarutkan detergen 1 mL dengan 10 mL air kemudian dihomogenkan. 

5.      Disaring buah naga Hylocereus polyrhizustersebut menggunakan kertassaring.

6.      Dipindahkan hasil penyaringan tersebut kedalam tabung reaksi sebanyak 4 mL. 

7.      Ditambahkan detergen sebanyak 4 mL kedalam tabung reaksi.

8.      Ditambahkan NaCl sebanyak 1 spatula kedalam tabung reaksi.

9.      Ditambakan juga etanol 96% ke dala larutan tersebut 

10.   Dihomogenisasi larutan pada tabung reaksi tersebut menggunaan vorteks 

11.   Diperhatikan kelarutan tabung reaksi dan catat perubahan yang terjadi apabila setelah dihomogenkan.

 


 

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Hasil










Gumpalan DNA

 

Natan

 

Supernatan

 






IV.2 Pembahasan

Pada percobaan praktikum kali ini telahdilakukan isolasi DNA terhadap DNA tumbuhan terkhususpada buah naga Hylocereus polyrhizus, alasan penggunaan buah inidikarenakan DNA yang terdapat padabuah naga yang mudah lepas dikarenakan kadar air dari buah naga sangat tinggi. Pada percobaan ini,pertama-tamabuah naga yang akan digunakan akan ditimbang sebanyak 100 gr menggunakan timbangan digital. Setelah itu,buah naga tersebut kemudian dihaluskan menggunakan blender atau chooper dengan ditambahkan 100 mL air selama kurang lebih 3 menit. Prosesan penggerusan ini dilakukan agar sel-sel buah naga bisa hancur. Lisis atau menghancurkan sel merupakan salah satu langkah penting dalam isolasi DNA. Sel dapat dihancurkan atau dipecah menggunakan teknik komunikasi, grinding atau giling cacah, atau dengan tekanan tinggi agar sel hancurKemudian,1 mL detergen dihomogenkan dengan 10 mL air. Selanjutnya hasil penghancuran buah naga ini disaring menggunakan kertas saring. Penyaringan ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi buah naga tersebut. Kemudian hasil saringan buah naga ini dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 4 mL dan ditambahkan lagi 4 mL larutan detergen cair. Detergen mengandung senyawa SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) yang bersifat anionuk akan berperan penting dalam proses pelisisan sel buah nagaSelanjutnya pada larutan tersebut ditambahkan lagi NaCl sebanyak 1 spatula. Penambahan garam ini nantinya akan membantu dalam pengendapan DNAKemudian larutan tersebut ditambahkan lagi etanol 96% sebanyak 5 mL untuk menarik molekul yang ada pada DNA sehingga DNA dari buah naga akan mengendap. 

Maka dapat di lihat dari percobaan serta penjelasan diatas maka, berdasarkan pengamatanpercobaan yang di lakukan maka telah didapatkan hasil percobaanyangmenunjukkan bahwa dalam tabung reaksi terdiri atas dua fasa. Tabung reaksi berisi DNA, supernatan dan natan. Sesuai gambar hasil percobaan, DNA terdapat pada supernatan yaitu pada bagian permukaannya yang tampak gelap. Bagian tersebut merupakan kumpulan DNA namun belum murni DNA. Bagian kedua terdapat supernatan yang warnanya lebih sedikit jernih dibandingkan bagian diatasnya. Untuk memperoleh DNA murni biasanya supernatan diambil dan kemudian dihilangkan untuk mengambil DNA murninya. Bagian ketiga terdapat pula bagian gelap. Bagian gelap tersebut adalah partikel-partikel lain seperti karbohidrat, lemak/lipid, dan protein. Keberhasilan dari percobaan ini adalah terdapatnya gumpalan DNA pada tabung reaksi. 

 

 


 

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1.     Metode yang dilakukan untuk memisahkan atau mengisolasi DNA daribuah naga Hylocereus polyrhizus menggunakan metode sederhana denganmenghancurkan (melisiskan) sel buah naga Hylocereus polyrhizus.

2.     Kereaktifan detergen dengan daging buah naga ialah sangat reaktif karena mampu memecah membran plasma dan mengeluarkan isi sel sehingga diakhir dapat didapatkan DNA murni. 

V.2 Saran 

V.2.1 Saran untuk Laboratorium

Kebersihanserta fasilitas laboratorium harus selalu terjaga.

V.2.2 Saran untuk asisten

Menurut saya, asisten telah menyampaikan materi dengansangat baik.

V.2.3 Saran untuk Praktikum

Menurut saya saran untuk praktikum selanjutnya dikarenakan dilakukan secara virtual namun hal tersebut seharusnya dilakukan dengan cara yang dapat membuat para peserta lebih aktif dalam kelas virtual tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Buwono, dkk. 2010. Uji Sensitifitas Metode One Step Dan Nested PCR Terhadap Deteksi Penyakit KHV Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Mayarakat Universitas Padjadjaran. 51 Hlm.

Campbell N. A. danJ. B. Reece. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 1. Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta. Erlangga. 

ChapmanJ., Ng, Y. S., & Nicholls, T. J. 2020. The Maintenance Of Mitochondrial DNA Integrity And Dynamics By Mitochondrial Membranes. Life. 10(9): 164. 

Faatih M. 2010. Isolasi Dan Digesti DNAKromosom Isolation And Digestion Of Chromosomal DnaJurnal Penelitian Sains & Teknologi10(1): 61-67.

Fitriya R. T. 2015. Keefektifan Metode Isolasi DNA Kit Dan CTAB/Nacl Yang Dimodifikasi Pada Staphylococcus Aureus Dan Shigella Dysentriae. Lenterabio: Berkala Ilmiah Biologi. 4(1): 87-92.

Hariyadi S.,dkk. 2018. Perbandingan Metode Lisis Jaringan Hewan Dalam Proses Isolasi DNA Genom Pada Organ Liver Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Inproceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, And Learning.15(1): 689- 692.

Iqbal M., dkk. 2016. Analisis Perbandingan Metode Isolasi DNA Untuk Deteksi White Spot Syndrome Virus (WSSV) Pada Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei). Jurnal Perikanan Kelautan. 7(1): 56-65.

Kamaliah, K. 2017. Perbandingan Metode Ekstraksi DNA Phenol-Chloroform Dan Kit Extraction Pada Sapi Aceh Dan Sapi Madura. Biotik: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi Dan Kependidikan. 5(1): 60-65. 

Lewis R. 2015. Human Genetic Concepts And Applications Edisi 11. Mc Graw Hill Education. New York. 

Mulyani, Yanuar Dkk. 2010. Perbandingan Beberapa Metode Isolasi Dna Untuk Deteksi Dini Koi Herpes Virus (Khv) Pada Ikan Mas Cyprinus Carpio L.Jurnal unpad. 2(1): 1-16.

Murtiyaningsih, H. 2017. Isolasi DNA Genom Dan Identifikasi Kekerabatan Genetik Nanas Menggunakan RAPD (Random Amplified Polimorfic DNA).Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal Of Agricultural Science). 15(1): 83-93.

Nurkhairani, P., dkk. 2017. Optimasi Isolasi DNA Tumbuhan Durik-Durik Dari Danau Paparan Banjir Kajuik Di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Jurnal Riau Biologia. 2(1): 31-36.

Puspitaningrum, R., dkk. 2018. Genetika Molekuler dan Aplikasinya. DeepublishSleman.

Ridwan M.dkk. 2010. Isolasi DNA Tanaman Dan Elektroforesis DNA.Jakarta : UI.Post.

Rahmadina, dkk. 2017. Biologi SelUnit Terkecil Penyusunan Tubuh Makhluk Hidup.CV. Selembar PapyrusSurabaya.

SetyawatiDkk. 2017. Sintesis dan Karakterisasi Senyawa Kompleks Zn(Ii)-Edta Sebagai Senyawa Antialga Pada Cooling Water IndustriJurnal Kimia Riset2(1): 43-50.

 

 

 

 

 


 

LAMPIRAN































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA : ALEL GANDA

    LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERCOBAAN X ALEL GANDA NAMA                       : NUR ULFIKA NIM                            : H041201054 HA...